Polling IBU TANGGUH KLOP Berhadiah Voucer Belanja & Gadget
Tak hanya kuis yang berhadiah loh kuter's, kali ini Polling pun berhadiah, kuter's hanya di minta Pilih salah satu dari Ibu Tangguh yang ada di link web sitenya peyelenggara event ini ini dan menangkan hadiah Paket KLOP, HP Samsung dan Voucher Belanja! Yuk kita berikan vote kita sekarang yuk... silahkan simak profile ke 3 IBU tangguh di bawah ini :
Profil Ibu tangguh
Nama Lengkap . Letty Nurlatifah
TTL. Bandung , 5 Juni 1974
Domisili. Kota Bandung
Bunda
Letty merupakan sosok Bunda yang sangat peduli dan tersentuh dengan
kondisi anak-anak di lingkungan sekitarnya. Saat Bunda melihat kondisi
lingkungan tempat ia tinggal (di Bandung) dimana banyak remaja yang
tidak mempunyai kegiatan, Bunda Letty berinisiatif membuat Ahad School
atau Sekolah Ahad dengan konsep membangun skill dan kreativitas anak
mulai dari usia BALITA sampai SMA. Program Ahad School ini memang
mendapatkan respon yang positif dari masyarakat setempat, apalagi Ahad
School ini tidak dipungut biaya apapun. Dengan memakai rumah orang
tuanya yang tidak begitu besar, Ahad School menampung sekitar 60 orang
untuk dibina dan dididik. Seiring waktu, sekolah Ahad ini pun berubah
menjadi Sanggar Kreasi Anak Muslim yang para pesertanya ternyata banyak
berprestasi di berbagai ajang lomba. Namun sanggar ini bukanlah tanpa
kendala dan tantangan. Sanggar yang ia dirikan ternyata dinilai oleh
sebagian orang menjadi penyebab anak-anak tidak lagi beraktivitas di
Masjid untuk mengaji. Dan setelah disetujui oleh berbagai pihak, dengan
berat hati ia pun menutup Sanggar Kreasi Anak Muslim. Namun, dari pihak
orang tua pun banyak yang kecewa, karena dengan adanya sanggar tersebut,
anak-anak mereka justru menjadi cerdas bahkan kreatif dan santun. Suatu
saat ia minta izin kepada Pengurus RW untuk diizinkan membuka program
Pra Sekolah (Pra Sukses Menuju Sekolah). Pra Sekolah inilah yang
akhirnya menjadi cikal bakal pendirian yayasannya, yakni Yayasan Nur
Aliva. Pra sekolah ini menggunakan tempat di kantor RW yang berukuran
hanya 3x2 meter. Di tempat yang sangat sederhana ini, Ia pun mulai
mensosialisasikan ke warga untuk mengizinkan anak-anaknya yang usia
Balita untuk belajar di kantor RW terutama bagi mereka yang anak-anaknya
yatim dan tidak mampu. Dan waktu itu memang belum ada PAUD di daerah
tersebut. Pada tahun 2001 akhirnya Pra Sekolah didirikan tepatnya pada
tanggal 22 Februari 2001. Ternyata yang mendaftar cukup banyak sekitar
50 orang. Dengan modal nekad dan keberanian juga kegigihan, ia berusaha
meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan yang diberian kepada anak-anak
mereka itu tidak akan membebankan mereka sama sekali karena tidak
dipungut biaya. Kini, Yayasan Nur Aliva yang telah berdiri sebagai
lembaga yang menaungi cita dan karya mulia Bunda Letty, semakin
menemukan jalannya. Bahkan yayasan ini pun mengumpulkan beberapa orang
anak yatim dan dhuafa (kalangan tidak mampu) dengan tujuan untuk
meringankan beban mereka baik dengan memberi bantuan berupa pembinaan
akhlaq, santunan ala kadarnya, beasiswa, privat cuma-cuma bagi mereka
yang kurang daya tangkapnya di sekolah, sekaligus pembinaan bagi para
janda dengan memberikan pelatihan skill kepada mereka berupa masak,
menjahit, menyulam dan baca tulis bekerja sama dengan Dinas Pendidikan
Kecamatan Batununggal (Bandung) khususnya Program Keaksaraan Fungsional.
Dukungan dari para donatur sangat dirasakan bermanfaat untuk membuat
aktivitas mulia di yayasan ini terus berjalan
Sosok Ibu Peduli Anak Jalanan
Nama Lengkap . Eti Sumiyati.
TTL. Kuningan, 2 Oktober 1971
Domisili. Kota Cimahi
Bunda Eti
merupakan sosok Bunda pendamping/pengurus pada Rumah Belajar Sahaja.
Rumah Belajar (Rubel) ini berdiri dengan cita-cita mulia, yakni
menampung dan membina khusus anak-anak jalanan (di Cimahi).
Saat ini
ada 50 anak jalanan yang dapat merasakan manfaat dari adanya rumah
belajar ini. Akhirnya anak-anak jalanan yang kesehariannya mengais
rezeki dari mengamen menemukan tempat yang dapat memberikan perhatian
kepada mereka, yang tidak mungkin mereka dapatkan di jalanan. Entah itu
sebagai tempat bermain, belajar, maupun tempat untuk terlelap tidur.
Ditempat ini pula mereka tidak lagi khawatir akan banjir, kehujanan,
ataupun kotornya lingkungan. Kata layak sudah sangat disyukuri oleh
mereka, setidaknya untuk saat ini. Semu itu dapat mereka temukan di
Rumah Belajar Anjal Sahaja.
Sosok Bunda Eti, dalam kesehariannya terjun untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya bagi penghuni Rumah Belajar Anjal Sahaja. Rumah Belajar Anjal Sahaja ini memang butuh urunan tangan dari para sukarelawan dan pengurus sebagai bentuk kepedulian yang tulus atas nasib anak-anak jalanan.
Semua anak-anak penghuni Rumah Belajar Anjal Sahaja itu memulai aktifitas kesehariannya dari jam 08.00 dimana kegiatannya terdiri dari mengamen, bermain, makan, belajar (setiap hari Rabu dan Sabtu), nonton tv, tidur.
Rumah Belajar Anjal Sahaja yang diurus oleh para sukarelawan, termasuk Bunda Eti, baru mampu mengontrak rumah untuk menampung para anjal. Di rumah itu dilakukan pembinaan dan upaya menyembuhkan mereka dari kebiasaan buruk dengan bantuan tenaga sukarela. Kini, sudah ada anjal yang sembuh dari kebiasaan menghisap lem hingga ada yang dikembalikan kepada orangtuanya bahkan sudah ada yang bekerja. Tetapi alasan yang sangat dominannya yaitu karena masalah keluarga. Walaupun mereka merasa menjadi manusia yang paling kurang beruntung di dunia ini, tetapi mereka punya keinginan yang amat sangat kuat untuk melangkah dan menyongsong masa depan.
Sosok Bunda Eti, dalam kesehariannya terjun untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya bagi penghuni Rumah Belajar Anjal Sahaja. Rumah Belajar Anjal Sahaja ini memang butuh urunan tangan dari para sukarelawan dan pengurus sebagai bentuk kepedulian yang tulus atas nasib anak-anak jalanan.
Semua anak-anak penghuni Rumah Belajar Anjal Sahaja itu memulai aktifitas kesehariannya dari jam 08.00 dimana kegiatannya terdiri dari mengamen, bermain, makan, belajar (setiap hari Rabu dan Sabtu), nonton tv, tidur.
Rumah Belajar Anjal Sahaja yang diurus oleh para sukarelawan, termasuk Bunda Eti, baru mampu mengontrak rumah untuk menampung para anjal. Di rumah itu dilakukan pembinaan dan upaya menyembuhkan mereka dari kebiasaan buruk dengan bantuan tenaga sukarela. Kini, sudah ada anjal yang sembuh dari kebiasaan menghisap lem hingga ada yang dikembalikan kepada orangtuanya bahkan sudah ada yang bekerja. Tetapi alasan yang sangat dominannya yaitu karena masalah keluarga. Walaupun mereka merasa menjadi manusia yang paling kurang beruntung di dunia ini, tetapi mereka punya keinginan yang amat sangat kuat untuk melangkah dan menyongsong masa depan.
Sang Ustadzah Gowes
Nama Lengkap . Nurul Homisah.
TTL. Bandung, 6 Pebruari 1972
Domisili. Kota Bandung
Bunda
Homisah memiliki latarbelakang keluarga yang serba terbatas secara
ekonomi. Hal ini membuat Bunda Homisah sejak kecil mulai berkiprah nyata
membantu ekonomi keluarganya karena ayahanda yang hanya Buruh Tani yang
tak bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Kondisi Ekonomi yang
begitu memprihatinkan membuat keluarga ini berjuang mempertahankan
kebutuhan makan mereka dibandingkan pendidikan. Namun Homisah kecil
sangat ingin untuk dapat bersekolah. Demi keinginan bersekolahnya, maka
Homisah kecil berdagang es keliling sejak kelas 2 SD untuk dapat
membayar biaya sekolah yang pada saat itu sebesar Rp 350,-,.
Kemudian
kehidupan banyak mendidiknya untuk membuatnya menjadi perempuan yang
tangguh. Homisah menempuhnya bukanlah tanpa pengorbanan. Berbagai
aktivitas yang melelahkan seperti cuci piring, mencuci pakaian,
menyetrika, memasak hingga menghantarkan makanan di lingkungan sekitar
pesantren dijalani oleh Homisah ketika menjadi asisten di pesantren
tempat ia mengenyam pendidikan. Setelah menjalani aktivitas melelahkan
tersebut demi mendapat uang yang halal, Homisah lanjut mengaji dan
setelahnya kembali berdagang gorengan di lingkungan pesantren hingga
habis terjual.
Hampir 6 tahun Nurul Homisah tinggal di pesantren, akhirnya Nurul Homisah menyelesaikan Aliyahnya dan untuk melanjutkan perkuliahan, Nurul Homisah kembali mendapat banyak hambatan dan tantangan dari keluarganya sendiri karena keterbatasan biaya. Namun dengan segala bujukan kepada sang Bunda akhirnya dana sebesar Rp 90 ribu dilepaskan demi menghantar Homisah mengambil kuliahnya. Homisah sendiri bukannya tanpa usaha lain untuk menutupi kekurangan, ia pun mendapatkan tambahan dari hasil berjualan kerudung, gorengan dan lain-lain.
Sapaan sebagai ustadzah Gowes tidak lepas dari sesuatu yang telah lama dijalani. Bunda Homisah mengendarai sepeda demi melaksanakan tugas mengajar, menuju tempat anak didiknya yang berada diberbagai tempat. Dalam kondisi hamil tua beserta anaknya yang masih balita pun beliau masih setia mengajar dan bergowes. Naik sepeda dari daerah Muhammad Toha hingga ke Cibiru, atau ke Ciwastra hingga ke pelosok lain di Bandung.
Tak hanya itu, Bunda Homisah pun masih berdagang Cilok khas kelurahan Ciseureuh guna menutupi biaya kebutuhan ekonomi keluarganya sehari-hari. Hal ini dikarenakan Sang Suami yang bekerja sebagai Tata Usaha di SMA Nugra merangkap sebagai Pengasuh Panti Asuhan Nugraha hanya bisa menghasilkan sedikit uang yang tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Tak ada keluhan dari bibir sang Bunda, hanya tasbih dan tetap berusaha. Sungguh patut diacungi jempol kegiatan sang Bunda Homisah ditemani sepedanya - mengabdi buat keluarga dan orang banyak (anak didiknya) melalui usaha kerasnya hingga saat ini.
Hampir 6 tahun Nurul Homisah tinggal di pesantren, akhirnya Nurul Homisah menyelesaikan Aliyahnya dan untuk melanjutkan perkuliahan, Nurul Homisah kembali mendapat banyak hambatan dan tantangan dari keluarganya sendiri karena keterbatasan biaya. Namun dengan segala bujukan kepada sang Bunda akhirnya dana sebesar Rp 90 ribu dilepaskan demi menghantar Homisah mengambil kuliahnya. Homisah sendiri bukannya tanpa usaha lain untuk menutupi kekurangan, ia pun mendapatkan tambahan dari hasil berjualan kerudung, gorengan dan lain-lain.
Sapaan sebagai ustadzah Gowes tidak lepas dari sesuatu yang telah lama dijalani. Bunda Homisah mengendarai sepeda demi melaksanakan tugas mengajar, menuju tempat anak didiknya yang berada diberbagai tempat. Dalam kondisi hamil tua beserta anaknya yang masih balita pun beliau masih setia mengajar dan bergowes. Naik sepeda dari daerah Muhammad Toha hingga ke Cibiru, atau ke Ciwastra hingga ke pelosok lain di Bandung.
Tak hanya itu, Bunda Homisah pun masih berdagang Cilok khas kelurahan Ciseureuh guna menutupi biaya kebutuhan ekonomi keluarganya sehari-hari. Hal ini dikarenakan Sang Suami yang bekerja sebagai Tata Usaha di SMA Nugra merangkap sebagai Pengasuh Panti Asuhan Nugraha hanya bisa menghasilkan sedikit uang yang tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Tak ada keluhan dari bibir sang Bunda, hanya tasbih dan tetap berusaha. Sungguh patut diacungi jempol kegiatan sang Bunda Homisah ditemani sepedanya - mengabdi buat keluarga dan orang banyak (anak didiknya) melalui usaha kerasnya hingga saat ini.
Selamat Memilih Yang Terbaik menurut pilihan Kuter's
Periode Polling : 1 Desember 2013 s/d 18 Desember 2013
Penyelenggara : KLOP OT & Radio Lita 90,9 FM
Jangkauan : Seluruh Indonesia
Polling Berhadiahnya Berlangsung Di sini --->
http://www.radiolitafm.com/index.php/polling
Selamat Berkompetisi Kuter's, Bursa Kuis Akan Selalu Menjadi Sahabat Anda Dalam Berkompetisi